Bebeb Berkelana di Korea



PART 3

Day 2

Seoul Station
Setelah perjalanan yang cukup lama (mungkin hampir 1 jam). Pemandangan yang tadinya.... entah gue harus bilang apa pemandangan selama perjalanan dari incheon ke seoul ini, di luar ekspetasi gue yang berlebih. Tadinya berharap pemandangannya indah, tapi ternyata pemandangannya ga bisa mengalihkan hati gue yang sedih, justru malah tambah suram. Hingga akhirnya ga ada pemandangan lagi, menandakan bahwa letak jalur kereta ini sudah di bawah tanah. Kalo gue lihat di peta, memang sudah memasuki kota Seoul. Dan kemudian tibalah di pemberhentian terakhir, Seoul Station.
Naik subway di Korea/Seoul ini ga beda jauh sama transportasi sejenis pada umumnya. Untungnya gue sudah terlatih dengan mrt singapore, lrt dan monorail Kuala lumpur, serta mtr hongkong, dan juga busway Jakarta heheh.. Jadinya gue ga susah menemukan exit 11 yang letaknya deket penginapan. Sedari tadi gue ngelihatin peta buat mastiin dan ngapalin bahwa gue harus keluar exit 11 biar ga nyasar kemana-mana. Hingga akhirnya, tibalah gue di depan tangga naik keatas.
Saat baru menaiki satu anak tangga, wuussss... angin dingin terasa menusuk. Padahal sedari tadi gue pede aja sama pakaian yang gue pake, ga begitu kedinginan, apalagi di pesawat tadi bilangnya suhu di luar adalah 19 derajat,  kaya’ subuh di bandung lah yaa.. Tapi ternyata, gue kalah. Gue terpaksa muter badan, turun tangga, dan ngumpet di balik dinding buat ngeluarin jaket dan pasminah. Begitu keluar..... uuuwwwaaaahhhh 서울 이다~ Saat itu, langit berwarna biru tua, sudah mau mulai gelap. Lampu-lampu jalan dan bangunan sekitar juga sudah mulai nyala. Seandainya hp gue baik-baik saja, hiks, kan mau update biar eksis. Biar ga kelihatan begitu norak diantara permanent resident di sini, gue stay cool dong, se-cool udara sore ini. Ga jauh jalan, gue melihat pemandangan yang mengasyikkan, Namsan beserta N seoul tower mengintip dibalik jalan dan gedung. Untuk mengabadikan momen pemandangan Seoul pertama gue, langsung gue jepret pake SJcam. Lanjut berjalan mengandalkan hapalan peta yang sudah berkali-kali gue lihat juga dengan street view.
My first Seoul View,
Namsan beserta N seoul tower mengintip dibalik kerlip lampu jalan dan gedung.

Kpop Guest House
Memang Guest house ini ga jauh dari exit Seoul Station. Menurut gue deket banget malah, dibandingin dari rumah gue ke indomaret atau bahkan ke jalur angkot. Begitu masuk, gue langusng kasih kertas print-an booking.com beserta passport ke resepsionis. Resepsionis nya cowok. Ga tua, ga muda. Gue bingung mau ngajak ngomong basa-basi gimana, jadi gue diem aja sambil nunggu. Saat bayar (170.000 KRW untuk 1 kamar bunkbed dengan kamar mandi dalam selama 3 malam), dia ngelihatin duit gue. Dia bilang kalo dia udah bertahun-tahun ga nge-lihat duit ini. Eh, gue kaget, gue bilang aja dapet tuh duit dari kembalian di Se7el di bandara tadi. Mana gue udah ga ada uang lagi. Untungnya dia bilang, gapapa, masih laku, Cuma memang udah jarang aja ditemuin. Kemudian namja ini menjelaskan mengenai peraturan penginapan. Agak susah gue nangkep bahasa inggris yang panjang. Biar ga kelihatan bego, gue oke-oke aja. Trus gue akhirnya nyadar pas dia nunjuk belakang gue, ternyata oh ternyata, peraturan di guesthouse ini adalah harus lepas alas kaki yang kita pake, dan disimpen di loker dekat tangga. Sebagai gantinya, kita dipinjemin sendal rumah. Wow, well it’s asian manner. Tapi lucu geli juga sik, baru kali ini gue disuruh ganti sendal rumah. Di rumah biasanya telanjang kaki sih. Hahah...
Guesthouse ini tidak besar. Karena tidak semua kamar memiliki fasilitas kamar mandi di dalamnya, setiap bordes tangga terdapat kamar mandi. Ditiap lantai juga ada kamar mandinya. Jadi kalian ga usah cemas masalah kamar mandi kalo kalian pesen kamar yang ga pake kamar mandi di dalam kamar. Trus juga lampu di bordes tangga pake sensor gerakan. Jadi kalo ga ada orang, lampunya mati. Tapi kalo lo lewat tangga tsb, lampunya bakalan nyala. Gue sih yang katro karena jarang ketemu lampu ginian. Rasanya kaya’ di drama-drama korea yang biasa gue tonton itu. Hihihi...
Small tiny room of Kpop Guesthouse. KRW 170,000 for 3 nights with bathroom inside the twin (bunk bed) room.
Saat itu kamar gue terletak di lantai 3. dan tidak jauh dari tangga. Kamarnya juga kecil. Yah kaya’ kos-kosan gitu jadinya. Kasurnya ga selembut kasur busa di kamar gue, mungkin beberapa dari kalian akan kurang nyaman, tapi kalo biasa tidur di kasur kapuk sih, gapapa lah ya. bantalnya terlalu empuk, jadi kaya' langsung nyeeessss abis gitu ga ada rasa kalo ditidurin. Tapi selimutnya tebel, enak. Handuk, hanger, hairdryer, sabun dan shampo juga udah disediain.
Begitu sampe di dalem kamar, bongkar tas, lanjut mandi. Ebuset gue udah lebih dari 24 jam kagak mandi. Abis mandi, langsung siap-siap buat jalan-jalan sendirian menjelajah kota seoul dengan mengandalkan peta, layaknya dora the explorer. Di lantai dasar, kembali gue nanya ke namja resepsionis, buat minjem komputer (pc) yang ada koneksi internetnya. Gue mengabarkan teman rombongan melalui facebook. *terimakasih media sosial. Juga update status dan ngabarin keluarga supaya tidak cemas. Gue juga sempet bilang ke namja resepsionis bahwa temen gue nanti subuh-subuh baru tiba dari busan. Namun sayangnya, kami ga bisa early check-in kamar yang satu lagi karena dia bilang kamarnya perlu dibersihin dan dirapiin dulu. Tapi untungnya dia negbolehin teman rombongan ini buat mampir masuk ke kamar yang udah gue check-in ini.

Dongdaemun
Keluar guesthouse kembali gue mengarah ke seoul station, buat naik subway line 4 (biru) menuju Dongdaemun. Iya, gue bener-bener sendiri tanpa siapapun, bahkan tanpa hape. Hanya mengandalkan peta yang gue ambil di bandara tadi. Di dalem subway, gue stay cool berupaya berbaur dengan penduduk lokal setempat. Yah, walopun gue emang kelihatan beda dengan mereka dari luar. Untungnya Dondaemun ini tidak jauh dari seoul station, hanya 4 pemberhentian saja, jadi biayanya cuma 1,250 won. Ya emang seoul station aja sih udah pusat kota. makanya juga kita pilih penginapan yang deket seoul station.
Selama di dalem subway, gue ngelihatin peta, kira-kira paling efektif gue keluar di exit berapa ya??? Akhirnya gue putuskan keluar lewat exit 1, biar gue bisa jalan melewati ddp menuju doota hingga Heunginjimun.
Begitu keluar dari exit subway nomor 1................. gilaaaaaaaa......... ddp maaann........ tante zaha hadiiiiiidddddd..... desainnyaaaaaa..... uuuwwwaaaaahhhhhh....... gue takjub BANGET. Baru kali ini gue mampir ke salah satu karya world class architect. Tipikal desain yang biasanya cuma gue lihat dari balik layar laptop, akhirnya bisa gue rasakan. Bangga sambil terharu dengan diri sendiri dan zaha hadid (apa hubungannya?).

Dongdaemun Design Plaza.
Gue menikmati setiap langkah kaki gue.
Spot pertama, begitu keluar exit subway no.1, beliau sungguh bisa membentuk massa yang menjadi point of view yang kuat. Sehingga dapat menarik perhatian dan membuat takjub orang yang baru datang masuk ke site melalui jalur subway.
Saat itu sudah malam. Memang, tidak bisa melihat secara detail bentuk yang sudah Zaha Hadid ciptakan, tapi keelokannya masih bisa dirasakan dengan dukungan pencahayaan canik yang mengintip dari balik panel-panel yang membentuk lengkungan masa bangunan. Gue juga perhatiin bahwa pencahyaan yang digunakan juga dari bawah. Sehingga dapat memperlihatkan bentuk lengkung yang membesar semakin ke atas. Kemudian gue jalan menuju tangga yang berada di antara dinding massa bangunan. Sungguh menarik merasakan ruang tersebut. Kemudian gue tiba di sisi yang berbeda. Di sini, bisa kelihatan lebih banyak orang dengan berbagai aktifitas. 
The best spot view!
dynamic shape that created wonderful space
Don't forget to take a selfie walopun jalan sendiri. hihihi...
Gue pun lanjut jalan-jalan menikmati hidup gue yang indah ini. Truuuusssss nemu hamparan bunga mawar bercahaya! Ya, spot ini yang masuk dalam wishlist ddp gue. Jadi, di salah satu bagian di ddp ini, terdapat ruang terbuka, layaknya taman bunga. Gue lihatin detailnya, bunga ini bunga mawar plastik, yang kaya’ di meja-meja tamu di rumah. Trus di dalamnya, ada lampu led kecil yang kaya bikin prakarya elektro waktu smp. Kabel lampu tersebut melalui tangkai bunga yang terbuat dari plastik seperti sedotan/selang kecil. Simple sih sebenernya. Tapi hasilnyaaaa meeennnn, orang-orang berwajah lokal pun sibuk selfi-selfi ria. Yang sebelah gue bahkan ciuman. Ooohhhh.... derita jomblo.
Setelah puas foto (sebenernya sih karena ga nyaman sama yang ciuman itu), gue lanjut jalan. Ada semacam booth-booth bazar gitu. Jualannya juga banyak, beraneka ragam. Mulai dari aksesoris, hingga makanan. Tapi gue ga ngeliat-liat detail dan lama-lama, karena takut kemaleman dan tempat lain yang mau saya tuju udah tutup. Lanjut jalan lagi, tangan gatel pengen sketch (*sok gaya banget). Akhirnya, gue nyari spot yang bagus dan khas, dan duduk di tempat yang sepi, namun tidak begitu gelap. Sekitar 20 menit saya habiskan untuk mencoret buku yang emang sengaja gue bawa. Sempet bingung sih ini gimana mau bikin betuk lengkungnya. Ga kebayang si Zaha Hadid dulu waktu bikin sketsa nya gimana.
That beautifull lighting roses. can't resist my self to take a lonely selfie
Hamparan taman mawar bercahaya itu... dan muke gue yang ga bisa bohong kelihatan capeknya. kalo di zoom itu mata sebenernya udah memerah.
Akhirnya, gue nyatakan cukup sudah menggariskan pensil di atas kertas. Lanjut gue jalan lagi. Ada di satu sisi pinggir tapak, banyak orang yang lihat-lihat ke balik railing beton masif. Ternyata oh ternyata, di bawah situ adalah hamparan taman mawar menyala tadi. Ih cantik ih, kaya’ ga tega mau ninggalin keindahan mawar ini. 
 

Doota
Dari ddp, gue nyebramg, menuju doota. Jadi, doota itu adalah mall. Tapi, ga segede gaban dan segalmour kaya’ mall-mall kebanyakan di Indonesia. Mall nya kecil banget malah menurutku. Banyak terdapat toko-toko menjual pakaian di beberapa lantai bawah. Pakaian yang dijual bagus-bagus. Apalagi sekarang sedang style nya autmn. Tapi mahal beud. Jadi males buat lihat-lihat. Cukup taulah bahwa harganya di kisaran 100rebuan KRW.
Di lantai atas ada toko-toko kosmetik. Ada juga toko souvenir. Gue sempet masuk dan lihat-lihat buat survey harga. Eh ternyata, ada pelayannya yang orang Indonesia. Jadinya enak kalo mau nanya-nanya. Tapi sayangnya ga ada sumpit rilakkuma titipan adek sepupu saya. Sendok korea berwarna gold doff juga ga ada. Ada alesan deh gue buat keluar ga beli apa-apa. Hehehe..

Odeng/Eomuk
Keluar doota gue jalan-jalan. Ada beberapa emperan kaki lima. Salah satunya jualan odeg dan tteokbokki. GILAK, GUE PENGEN BANGET NYOBAIN TUH ODENG. Tteokbokki sih gue udah nyoba yang enak di singapore. Tapi si odeng ini belum. Sebenernya fishcake nya sempet nyoba waktu dimasakin tteokbeokki oleh seonsaengnim. Tapi kalo yang odengnya aja belum.
Sambil ngelihat dan nunggu orang lain yang beli, si ahjumma nyanya, “?”. Duh, agak shock culture sih dengan sikapnya tuh ahjumma. Gue cuma nunjuk aja tuh odeng. Berikutnya gue mengangkat telunjuk gue yang menandakan bahwa gue maunya satu aja, karena harganya 3,000 won. Entah duit gue cuma tinggal berapa rebu. Eh, si ahjumma malah berbahasa isyarat bahwa gue ga bisa/boleh beli satu, tapi harus dua. Ya daripada gue ribut sama tuh ahjumma, gue iya’in aja. Trus bayar. Ternyata oh ternyata, itu odeng dijualnya sepaket, berisi dua tusuk seharga 3000 won. Jadi ada satu tusuk yang berupa lembaran yang ditusuk dan kemudian dipotong-potong ahjumma untuk kemudian dimasukin ke dalam mangkok styriofoam, dan satu tusuk lagi tuh kaya’ cikuwa gitu.
Gue nyemil tuh odeng sambil jalan. Agak ga nyaman sih. Kelihatan banget gue turisnya, makan sambil jalan. Mana odengnya panas banget lagi, meletek gusi inces. Oh iya, kuahnya tuh kaya’ rasa kuah kaldu yang keluar dari bakso-bakso suki yang biasa kalo lo bikin sendiri di rumah. Nothing special, but still delicious.

Cheonggyecheon - Heunginjimun
Gue juga sempet jalan turun ke cheonggyecheon malam itu. Gelep. Jadi ga nyaman buat berlama-lama. Walaupun ada berapa orang yang duduk-duduk di tepi sungai, seperti anak-anak muda/sekolahan yang bercengkrama dengan teman-temannya.
Terus gue lanjut jalan ke arah Heunginjimun. Sedikit cerita tentang heunginjimun, jadi saat jaman kerajaan dulu, daerah kerjaaan di kelilingi oleh 4 gate di tiap sumbu mata angin. Heunginjimun ini merupakan gate yang berada di sebelah timur, yang sekarang pada umumnya lebih dikenal sebagai dongdaemun gate. (Dong = east , Dae = great/biggest , Mun = gate).
Heunginjimun, also known as Dongdaemun (Dong = east , Dae = great/biggest , Mun = gate)
Sambil jalan-jalan, gue berencana mencari atm. Kok susah sih, ga nemu. Mana ini mangkok styreofoam bekas odeng bingung mau buang dimana karena ga nemu kotak sampah. Untung nemu tumpukan kantong sampah yang berserakan. Dengan wajah inosen, gue meletakkan tuh mangkok styreofoam di atas tumpukan sampah tersebut. Kemudian gue jalan ke se7el buat nyari minum. Gue ambil salah satu air mineral botol. Saat mau bayar, eh ternyata air yang saya ambil ini harganya 1200 won. Karena gue ga fokus, gue cuma negluarin uang 1000 won, tadi di rak gue lihat harganya 700-800 won. Pelayannya agak bingung memandangi gue. akhirnya gue nyadar kalo ada yang salah. Trus dia nunjukin mesin kasirnya. “oh... sorry...”. Untungnya dia nawarin “is it okay? Or you wanna change it?”. “okay”. Tadinya karena malu, gue mau oke’in aja gapapa yang mahal itu. Eh, kemudian dia nganterin gue ke arah rak minuman itu lagi, sambil nunjukkin kalo yang gue ambil itu harganya 1.200, dan yang 950 yang mereknya warna biru, yang 800 yang mereknya warna ijo. Duuuuhhh... baek banget ini orang. Ya udah deh, gue ganti sama yang paling murah. Heheeh... oh iya, gue juga jadi inget satu lagi, saat dia ngasih kembalian, dia meletakkan tangannya yang satu lagi di bawah tangan yang memegang duit. Korean manner. Gue pun menerima duit kembalian dengan kedua tangan gue sambil mengucapkan “kamsahamnida”.

Tadinya gue masih mau jalan-jalan lagi, tapi gue ga tau ini sekarang udah jam berapa. Takut subwaynya keburu abis jam operasional, gue putuskan untuk mengakhiri petualangan gue malam itu. Gue naik subway line 3 (1,250 won) dan turun di seoul station menuju k-pop guesthouse.
Ternyata baru jam 10 malem. Aelah. Ya udah lah. Ambil hikmahnya. Gue bisa tidur lebih lama setelah nyuci pakaian.

Part 2

Komentar

Top post

Belajar Korea

Liburan Kulur-Kilir

A little girl (Reply 1988) Chord